Selasa, 02 November 2010

Gunung Merapi

Posted by faceblog On 21.37 0 komentar

1. Geografis
   Posisi Gunung Merapi adalah di antara koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan luas totalnya sekitar 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.


2. Juru Kunci
Kraton Ngayogyakarta yang sering disebut sebagai Kasultanan Ngayogyakarta berdiri pada tahun 1755. Bangunan Kraton ini dipagari beteng yang luas jaraknya sekitar 5 Km. Pada empat titik pojok bangunan beteng ada bangunan kecil dan disebut sebagai pojok beteng. Pintu masuk ke beteng Kraton melalui apa yang disebut sebagai plengkung. Di dalam bangunan beteng selain ada bangunan Kraton, tempat tinggal Raja, disekitarnya ada sejumlah kampung sebagai tempat bermukim penduduk, yang pada jaman dulu merupakan abdi dalem Kraton, namun pada perkembangan berikutnya, hingga sekarang, orang yang tinggal di dalam beteng Kraton tidak harus sebagai abdi dalem, tetapi bisa orang dari etnis lain, suku batak misalnya, yang bertempat tinggal di sana lantaran telah membeli tanah berikut bangunan rumah dari pemilik sebelumnya, atau, bisa juga kost atau kontrak di wilayah kecamatan Kraton di lingkungan, dalam istilah lokalnya, "njeron beteng" (dalam beteng). Jadi, pemukim yang tinggal di "njeron beteng" Kraton tidak selalu berkaitan dengan Kraton. Bisa sama sekali terpisah dan tak ada ikatan apapun, kecuali hanya bertempat tinggal karena telah membeli tanah berikut bangunan yang ada di "njeron beteng".

 

Profil Juru Kunci Gunung Merapi
  Mbah Maridjan (nama asli: Mas Penewu Suraksohargo; lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman pada tahun 1927) adalah seorang juru kunci Gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Setiap Gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando dari beliau untuk mengungsi.



Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Juru kunci pada saat itu adalah ayah Mbah Marijan. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang sejak tahun 1982, setelah ayahnya wafat.


Sejak kejadian Gunung Merapi mau meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.


Keluarga
Istri Mbah Maridjan bernama Ponirah.
Mbah Maridjan mempunyai beberapa anak


* Mbah Ajungan
* Raden Ayu Surjuna
* Raden Ayu Murjana
* Raden Mas Kumambang


Mbah Ajungan menjadi penasihat presiden Sukarno tahun 1968-1969, kemudian menjadi wali Mangkunagara VIII tahun 1974-1987.


Meninggal
Pada tanggal 26 Oktober 2010, terjadi letusan gunung merapi yang disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer. Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat mbah marijan bermukim. Mbah Maridjan Ditemukan Meninggal Dunia dalam Posisi Sujud di Dapur rumahnya.

3. Aktifitas 
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Semburan Gunung Merapi diperkirakan belum akan berhenti. Berdasarkan hasil pantauan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menggunakan alat dan analisis visual, aktivitas Merapi masih tinggi.

"Kini Merapi berstatus 'awas' karena masih terjadi gempa dan awan panas," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Sri Sumarti.

Balai pemantau gunung itu hingga kemarin masih terus mencatat gempa dan deformasi (penggembungan) tubuh dari lokasi-lokasi yang aman dari amukan wedhus gembel atau awan panas. Mereka juga melarang masyarakat mendekat ke area yang berjarak 10 kilometer dari puncak Merapi. Daerah tersebut ditetapkan sebagai area rawan bencana III. Yang masuk dalam daerah ini adalah hulu sungai di sekitar Merapi sektor selatan, tenggara, dan barat daya. Sungai-sungai yang dimaksudkan adalah Kali Boyong, Kuning, Gendol, Woro, Bebeng, Krasak, dan Bedog.

Menurut Sri Sumarti, bila aktivitas Merapi sudah menurun, statusnya akan diturunkan menjadi siaga atau turun lagi menjadi normal.

Letusan Merapi terjadi mulai 26 Oktober hingga 30 Oktober lalu. Sudah 11 juta meter kubik bahan vulkanik--pasir, batu, dan debu--dimuntahkan dari perut Merapi. Sebagian besar material gunung di perbatasan Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu mengarah ke Kali Gendol di Cangkringan, Sleman.

"(Material itu) masih akan bertambah jumlahnya karena terus terjadi luncuran awan panas dan material vulkanik," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R. Sukhyar, di Yogyakarta kemarin. Tapi ia meminta masyarakat tak khawatir. Kali Gendol, katanya, bisa menampung 18 juta meter kubik material. Kali Opak, yang dekat dengan Kali Gendol, punya daya tampung 8 juta meter kubik.

Guyuran abu vulkanik yang sampai ke Yogyakarta itu sempat membuat warganya cemas. Banyak orang khawatir kondisi udara Kota Gudeg itu bakal membahayakan. Orang pun berebut membeli masker sampai apotek-apotek di sana kekurangan pasokan.

Kecemasan itu ditepis Badan Lingkungan Hidup. Menurut badan ini, kualitas air dan udara Yogyakarta masih aman. Kepala Badan Lingkungan Suyana mengatakan, untuk kualitas air terbuka di alam, kandungan abu sulfatnya (SO2) sekitar 50 miligram per liter, dan air tertutup 30 miligram per liter. Padahal ambang batasnya 400 miligram per liter. "Jadi, masih aman," ucapnya.

Kualitas udara juga dicek di beberapa titik, seperti di Perempatan Pingit, Kelurahan Bener, Perempatan Wirobrajan, Kantor Pos Besar, Parkir Abu Bakar Ali, Pojok Beteng Kulon, dan Perempatan Tungkak. Hasilnya, kandungan sulfat tertinggi 0,12 ppm (satu per sejuta). Angka itu masih di bawah ambang batas 0,34 ppm.

Wali Kota Yogya Herry Zudianto kemarin mengedarkan surat jaminan bahwa Yogya layak wisata kepada seluruh biro perjalanan wisata di sana. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, juga menegaskan bahwa daerah rawan bencana hanya pada radius 10 kilometer. Sedangkan jarak Yogyakarta dengan Merapi 30 kilometer.
4. Efek
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan letusan gunung berapi di Islandia bisa mengganggu saluran pernapasan masyarakat Eropa. "Pengidap asma, emfisema, atau bronkitis kemungkinan lebih rentan terkena iritasi jika konsentrasi abu dari letusan itu tinggi," ujar seorang perwakilan WHO, Jumat waktu setempat.WHO menyarankan kepada masyarakat sekitar untuk masuk ke dalam ruangan dan mengurangi aktivitas di luar rumah jika mengalami keluhan sakit tenggorokan, sesak nafas, hidung berair, atau gatal-gatal pada mata. Sekitar seperempat partikel abu yang dikeluarkan ditengarai ukurannya kurang dari satu mikron (seperseribu milimeter).Ahli penyakit pernapasan dari Inggris, Ken Donaldson, mengatakan, "Ada efek melemahkan yang timbul dari semburan abu yang terbawa angin." Profesor Universitas Edinburgh ini menganggap efek sampingnya berbahaya bagi pernapasan. Senada dengan WHO, ia juga menyarankan pengidap gangguan paru-paru di sekitar gunung tersebut untuk tinggal di dalam rumah.Peristiwa gunung meletus yang terjadi pada Rabu kemarin ini mengacaukan jadwal penerbangan di Eropa. Ribuan penumpang terlantar. Juru bicara Civil Aviation Authority, sebuah lembaga yang mengatur penerbangan di Inggris, mengungkapkan dampak yang ditimbulkan merupakan catatan terburuk sejak peristiwa 9/11 di Amerika Serikat.


 Dampak positif dari meletusnya yaitu dari berbagai kemungkinan dari banyaknya dampak negatif ada dampak positifnya seperti kedatangan Presiden AS ke Indonesia untuk memperbaiki investasinya .


Dampak erupsi Merapi bagi IKM dipantau
JAKARTA: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau dampak erupsi gunung Merapi terhadap industri kecil dan menengah (IKM) di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta akan mengalokasikan anggaran khusus bencana pada Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) 2011.

Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah mengakui sejauh ini letusan gunung Merapi tidak berdampak langsung terhadap IKM yang ada di wilayah Yogjakarta dan Jawa Tengah (Jateng). Namun, erupsi Merapi lebih banyak berdampak pada industri agro atau pertanian, terutama tanaman salak pondoh dan hewan ternak sapi.

“Sejauh ini tidak berdampak langsung terhadap IKM yang ada. Yang banyak itu industri agro, terutama salak pondoh, itu habis, sekarang terancam hilang salak pondoh. Pertanian ada 325 ekor sapi yang mati. Jadi untuk IKM ini kami coba pantau setiap hari. Hari ini gubernur menggelar rapat koordinasi se-Jateng-DIY untuk membahas langkah penanganan 14 hari ke depan, fokus ke sosial, pendidikan dan keamanan,” katanya di sela-sela pembukaan Pameran Produk OVOP (one village one product) di Plasa Pameran Industri Kemenperin, hari ini.

Euis mengatakan pihaknya saat ini tengah menunggu laporan jumlah kerugian dari sektor pertanian yang notabene merupakan sumber bahan baku IKM. Hasil rapat Menperin dengan eselon I, kata Euis, disepakati bahwa Kementerian akan mengalokasikan anggaran bantuan khusus pada pos APBN 2011 bagi bencana alam di Jateng dan DIY serta Mentawai.

“Oleh karena di Mentawai ada industri nilam [yang] mesinnya hancur jadi kami harus memikirkan ke depannya. Industri dari dulu terus-terusan memberi bantuan ke pascagempa [bencana alam]. Tahun ini kami alokasikan Rp1,8 miliar untuk dampak gempa yang lalu. Sudah ditenderkan dan dalam tahap pelaksanaan. Ini untuk membantu mesin-mesin peralatan bagi IKM. Untuk bencana tahun ini, bantuan sifatnya masih sukarela di antara kita,” paparnya


Dampak Letusan Merapi Untungkan Para Petani Anggrek
Yogyakarta (ANTARA) - Sejumlah petani anggrek di kawasan lereng Gunung Merapi yakini Dusun Gatak, Wukirsari, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merasa diuntungkan dengan letusan Merapi terutama dari segi kesuburan tanaman dan minat pembeli.
"Material letusan gunung Merapi menguntungkan untuk kesuburan tanaman anggrek karena abu vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung itu merupakan pupuk tambahan untuk menyuburkan tanaman anggrek," kata petani tanaman anggrek Merapi di kawasan Dusun Gatak, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Iwi Juwita, Senin.
Ia mengatakan selain memberi kesuburan terhadap tanaman anggrek ini, juga meningkatkan daya beli para konsumen yang datang ingin melihat fenomena Merapi, yang menyempatkan diri untuk membeli anggrek.
"Sejumlah wisatawan lokal yang ingin melihat fenomena Merapi dari dekat, mereka juga menyempatkan diri mampir membeli angggrek di kebun kami," katanya.
Selain itu, Iwi mengatakan jika minat konsumen terhadap tanaman hias khususnya anggrek sangat tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya jumlah anggrek yang terjual pada setiap bulannya.
"Dalam setiap bulannya sebelum Merapi bergejolak, kami mampu menjual sekitar 100 buah tanaman anggrek, namun pasca letusan sebelum akhir Oktober kami sudah mampu menjual sekitar 80 buah tanaman anggrek," katanya.
Ia mengatakan dengan luas lahan yang hanya sekitar 300 meter persegi, dan ditamani sekitar 500 tanaman anggrek dengan satu spesies saja yakni spesies anggrek bulan, dirinya mampu memperoleh pendapatan sekitar Rp500.000 per bulan, kata Iwi.
"Sedangkan harga tanaman anggrek bervariasi antara Rp15.000 hingga Rp50.000/tanaman disesuaikan dengan usia tanaman anggrek, jika semakin dewasa hingga berbunga harganya semakin mahal," katanya.
Sementara itu, ia mengatakan jika dirinya sejauh ini tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pembudidayaan tanaman anggrek, hanya untuk jenis spesies anggrek tertentu sedikit mengalami kesulitan.
"Misalnya, spesies anggrek Vandatrikaller, yakni merupakan anggrek endemik di lereng Merapi, pada saat Merapi bergejolak akan mati dan saat ini untuk membudidayakanya sangat susah karena harus menngunakan metode kultur jaringan yakni pembudidayaan di labolatorium yang tidak semua petani anggrek dapat melakukannya karena kualitas SDM yang berbeda-beda," katanya.
Namun, untuk spesies anggrek yang lainnya misalnya anggrek bulan, untuk membudidayakannya sangat mudah dan hampir semua petani anggrek dapat melakukan pembudidayaan tersebut, kata Iwi.
Menurut dia, sejauh ini potensi anggrek di Yogyakarta sudah sangat baik hanya perlu dikembangkan lagi agar dapat mencapai pangsa pasar yang semakin luas.
"Keadaan geografis Indonesia khususnya di Yogyakarta sendiri, sangat mendukung perkembangan pertumbuhan tanaman anggrek, hanya tinggal bagaimana para petani anggrek dapat mengembangkan dan membudidayakan sejumlah spesies anggrek yang hampir langka agar tidak punah, contohnya spesies anggrek vandatrikaller," katanya.
Ia berharap agar para petani anggrek khususnya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya agar mampu dan mau mengembangakn dan membudidayakan spesies anggrek.
"Jadi tidak hanya dijual saja kepada eksportir atau konsumen tetapi giat dan terus mau dan berupaya mengembangkan dan membudidayakan tanaman anggrek agar tidak punah," katanya.






Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar